Pribadi yang shalih adalah yang dapat mengelola emosi menjadi sebuah potensi yang membangun dan bukan merusak, merekatkan dan bukan meretakkan, mengokohkan dan bukan merobohkan serta mudah memberikan toleransi atau maaf pada orang lain. Sifat ini merupakan salah satu kunci kebahagiaan, kebaikan dan kelestarian hidup.
Saya lemah, hanya meminta perlindungan Allah setiap saat agar tidak tergoda oleh syetan.
Hamba yang disayang Allah selalu di ingatkan oleh Allah, ketika hamba tersebut melakukan dosa, agar menyadarinya.
Jadikan cita-cita dalam hidup ini adalah mati dalam keadaan khusnul khotimah, yaitu dengan cara memperbanyak gimana keadaan mati yang kamu inginkan, semisal ingin mati dalam keadaan sholat maka perbanyaklah sholat. Ingin mati dalam keadaan mengaji maka perbanyaklah mengaji. Jangan perbanyak keadaan mati yang tidak kamu inginkan.
Jangan pernah merendahkan orang lain, karena kita tidak tahu akhir dari kehidupan kita dan orang lain. Bisa saja orang yang sudah membunuh 99 orang kemudian bertobat dan Allah mengampuni dosannya dan masuk surga.
Hadapilah masalah dengan tenang dan bertanggung jawablah apabila kamu menjadi tersangka dalam suatu masalah.